Beberapa perusahaan asal Israel berlomba menciptakan surveillance industry dengan hasil produk-produk teknologi inovatif. Salah satunya adalah perusahaan teknologi yang didirikan pada tahun 1993, perusahaan tersebut berhasil mengembangkan perangkat lunak yang sangat menakjubkan yaitu Unlimited Interception System (ULIN) yang mempunyai kemampuan pengawasan tanpa batas dan dapat mengidentifikasi panggilan, teks dan mengetahui lokasi hampir semua pengguna ponsel atau IMSI (International Mobile Subscriber Identity) di seluruh dunia, saat ini sistem tersebut tersedia dengan harga $ 20 juta, Sistem ini diluncurkan pada bulan November 2015.


Orang-orang di balik terciptanya software tersebut mempunyai kemampuan khusus dalam intersepsi off-air dari satelit dan komunikasi selular, diyakini bahwa teknologi terbaru tersebut telah melampaui semua teknologi spionase lain yang saat ini tersedia. Sistem baru ini sangat efektif karena dapat menangkap semua jenis lalu lintas ponsel termasuk GSM, LTE dan MTS tanpa perlu berada di dekat perangkat atau persetujuan dari penyedia layanan seluler.

Pertanyaannya adalah, bagaimana sistem tersebut dapat melakukan pengawasan tanpa batas kepada pengguna seluler?

Sebenarnya teknologi tersebut mengeksploitasi cacatnya Sistem Signaling No 7 atau SS7, yang merupakan standar telekomunikasi internasional dalam menangani pertukaran informasi melalui jaringan digital dari public switched telephone networks (PSTN) ponsel. Cacatnya ss7 yang belum diketahui tersebut dimanfaatkan oleh pihak ketiga untuk menyediakan akses atau informasi penggunanya diseluruh dunia, dengan mencegat setiap informasi ponsel pengguna.

Namun pada kenyataannya Kampanye spionase untuk melakukan investigasi kriminal telah memicu perdebatan tentang pelanggaran privasi pengguna melalui penggunaan perangkat lunak tersebut. Mari kita lihat bagaimana masyarakat sipil bereaksi terhadap sistem baru ini dan konsekuensi yang diterima pada keamanan mereka sendiri.





0 comments:

Post a Comment

 
Top